Pengabdian Tanpa Henti, Lembaga Anti Narkotika Kabupaten Solok Hadir di Kenagarian Sulit Air

iklan adsense

Pengabdian Tanpa Henti, Lembaga Anti Narkotika Kabupaten Solok Hadir di Kenagarian Sulit Air

Sulit Air, Pionir--Kalaulah bukan lantaran dorongan tanggung jawab dan pengabdian yang begitu tinggi, mustahil rasanya rombongan Lembaga Anti Narkotika dari Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dan Lembaga Anti Narkotika Kabupaten Solok mau bersusah-susah menempuh perjalanan panjang yang melelahkan untuk memberikan penyuluhan bahaya narkotika di Kenagarian Sulit Air, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Kamis 16 Oktober 2025.

Diketahui, untuk menuju Kenagarian Sulit Air, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok ini harus memiliki kecakapan mengemudi. Sebab, medan yang menantang dan berbahaya di sertai jalan licin memicu adrenalin menempuh perjalanan ke daerah itu.

Percaya atau tidak, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok, memiliki beberapa jenis tanah yang didominasi oleh jenis tanah latosol, pedsolik dan aluvial. Tanah latosol merupakan jenis tanah yang paling mendominasi di daerah ini. Tanah ini berada di dataran yang bergelombang hingga pegunungan, bertekstur lemah hingga gempal lemah, dengan konsistensi gembur, jenis tanah ini di sinyalir rawan longsor.

Kondisi ini semakin terasa mencekam manakala menuju Kenagarian Sulit Air belum memiliki rambu-rambu petunjuk jalan, sehingga pengemudi tidak bisa mempedomani setiap kawasan perbukitan yang di lalui.

"Tanjakan dan tikungan tajam serta pendakian yang menantang sering di jumpai di sepanjang jalan menuju daerah itu," ucap YP Sefdi Roentoe, S.Pd, Ketua Lembaga Anti Narkotika Kabupaten Solok, pada Pionir.

Dikatakan Sefdi Roentoe, fakta lain yang mengiringi perjalanan rombongan Lembaga Anti Narkotika ini adalah, angin yang kerap betiup kencang, bahkan sering di iringi suara Petus. 

Fakta ini membuktikan bahwa perjalanan yang dilakukan rombongan Lembaga Anti Narkotika tersebut di saat musim hujan yang di sertai badai. Tengok beberapa hari yang lalu, puluhan rumah dan perkantoran di Kota Solok dan beberapa rumah di Kabupaten Solok, porak poranda di hantam badai. Untung saja tidak ada korban jiwa, namun kerugian materil mencapai miliaran rupiah, ujarnya.

Kata Sefdi Roentoe, masif nya peredaran gelap narkotika di daerah ini mengharuskan Lembaga Anti Narkotika hadir di daerah tersebut, dalam rangka memberikan pemahaman kepada masyarakat dan pelajar tentang bahaya narkotika. 

"Kegiatan sosialisasi ini panggilan nurani. Dengan harapan mereka bisa menjadi agen perubahan untuk mencegah penyalahgunaan narkotika di daerah mereka," katanya.

Lanjut Sefdi Roentoe mengatakan, Kabupaten Solok, temasuk daerah rawan peredaran gelap narkotika. Buktinya, hasil dari identifikasi BNNP Sumatera Barat, 523 kawasan di Sumatera Barat, ditemukan  56 kawasan berstatus bahaya narkotika, sedangkan 467 kawasan berstatus waspada.

Ia merinci dari 56 kawasan berstatus bahaya peredaran gelap narkotika tersebut, 28 titik berada di Kabupaten Solok. Ini berarti bahwa lebih dari sepertiga wilayah di Kabupaten Solok telah beredar  narkotika. Hal inilah yang menjadi kewaspadaan kita untuk selalu melakukan upaya pencegahan," tuturnya.

Lebih lanjut Roentoe mengatakan, Kendati rombongan di suguhkan rute jalan yang sulit. Namun, Tim Lembaga Anti Narkotika tetap ber "sigigih" memberikan edukasi tentang bahaya narkotika kepada masyarakat.

Dengan adanya kegiatan sosialisasi ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami bahaya narkotika dan terhindar dari penyalahgunaan nya, tukasnya (Firman Sikumbang)


iklan adsense

Post a Comment

0 Comments