Sumbar Masuk Renking 15 PSK Terbanyak di Indonesia

iklan adsense

Sumbar Masuk Renking 15 PSK Terbanyak di Indonesia

Miris, adat sabandi syarak, syarak basandi kitabullah tidak lagi menjadi acuan kehidupan orang minang

Pemateri Titik Susiani, M. Pd saat memberikan pembekalan kepada Bundo Kanduang FKAN Sumatera Barat

Padang, Pionir---Kasus prostitusi  di Sumatera Barat kembali menyentak dan menyeruak ke ruang publik. Bahkan praktik prostitusi ini tidak ada matinya, karena profesi ini dengan mudah menjanjikan penghasilan berlimpah ruah. Bayangkan, sekali “kencan”  tarifnya 1.500.000,- 2.500.000,- perilaku tuna susila ini menunjukkan bahwa kesadaran moral, adat, budaya dan agama di ranahminang masih sangat rendah.

Prostitusi bukan hanya persoalan dekadensi moral (kemerosotan moral), tapi juga merupakan persoalan adat, budaya, sosial ekonomi (kemiskinan) pendidikan agama, gaya hidup, dan keluarga (broken home).

Orang Minang/Sumatera Barat yang memegang teguh falsafah “adat sabandi syarak, syarak basandi kitabullah”, yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama, sosial, budaya dan adat pupus oleh perkembangan zaman. Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah tidak lagi menjadi acuan dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut data Badan Pusat statistik (BPS) 2024, Sumatera Barat menempati urutan ke 15 dalam daftar provinsi dengan jumlah lokasi pekerja sek komersial tebanyak di indonesia, dengan total 13 titik yang terindentifikasi.

Fakta ini menimbulkan keprihatinan dari semua pihak dan menjadi tantangan bagi pemerintah, ulama, dan tokoh masyarakat, untuk memperkuat pengawasan sosial dan menegaskan kembali komitmen terhadap nilai-nilai adat dan agama.

"Untuk mengantisipasi hal itu sangat diperlukan kebijakan yang lebih komprehensif untuk mengurangi praktik prostitusi ini, mulai dari pemberdayaan ekonomi, mengedukasi masyarakat, hingga penguatan hukum, ujar," Firman Sikumbang, Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Sumatera Barat pada Pionir, Sabtu 25 Oktober 2025.

Firman Sikumbang mengatakan, masuknya Sumatera Barat dalam daftar ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah, di harapkan harus segera mengambil langkah konkrit untuk menekan angka prostitusi dengan kebijakan yang berpihak kepada pemberdayaan, serta melakukan penguatan peranan tokoh masyarakat, seperti ninik mamak, dan alim ulama dalam membimbing generasi muda, katanya.

Disamping itu kata Firman Sikumbang, pemerintah harus segera melakukan regulasi lebih ketat, serta melakukan pendekatan berbasis syariat, agar fenomena ini tidak  semakin berkembang dan merusak citra orang minang sebagai ranah yang berlandasan nilai-nilai agama dan adat.

Lanjut Firman Sikumbang mengatakan,
selaku ketua Forum Komunikasi Anak Nagari Sumatera Barat. Dia pun tidak tidak tinggal diam. Bersama para Bundo Kanduang yang tergabung dalam organisasi anak nagari itu, telah pula menyusun langkah dan strategi untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat.

Hal ini dilakukan kata Firman Sikumbang, untuk memberikan penguatan dan pembekalan kepada para orang tua agar lebih aktif memberikan pengawasan kepada anak mereka. Disamping itu meningkatkan pengetahuan masyarakat akan bahaya dari pergaulan bebas.

"Bundo Kanduang FKAN akan turun ke tengah masyarakat memberikan pemahaman terkait prostitusi. Saat ini para Bundo Kanduang FKAN ini sedang di berikan pembekalan dari mentor ternama dari dinas Pendidikan yakni Titik Susiani," M. Pd, dan Sri Eka Handayani, M.Pd ujarnya.

Mudah-mudahan upaya ini dapat menekan angka prostitusi di Sumatera Barat. Juga dapat merobah peringkat 15 daerah terbanyak prostitusi secara nasional, harapnya. (Boby)

iklan adsense

Post a Comment

0 Comments