PERSONEL POLSEK SIKABALUAN TERANGKAN TENTANG ADAPTASI KEBIASAAN BARU

iklan adsense
PERSONEL POLSEK SIKABALUAN TERANGKAN TENTANG ADAPTASI KEBIASAAN BARU

MENTAWAI, Pionir--Kapolsek Sikabaluan Iptu Jennedi memahami betul bahwa masih banyak masyarakat yang masih canggung dengan istilah adaptasi kebiasaan baru atau new normal agar terhindar dari wabah Covid-19. 

Sebenarnya kata Jennedi, new normal adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh masyarakat dan semua institusi yang ada di wilayah Indonesia untuk melakukan pola harian atau pola kerja atau pola hidup baru yang berbeda dengan sebelumnya. 

Bila hal ini tidak dilakukan, akan terjadi risiko penularan virus corona atau Covid-19. “Pada masa pandemi Covid-19 ini masyarakat Indonesia diharuskan hidup dengan tatanan hidup baru. 
Tujuan agar masyarakat tetap produktif dan aman dari Covid-19 di masa pandemi,” terang Jennedi. 

Karena itulah kata Jennedi, Polsek Sikabaluan memerintahkan personelnya untuk memberikan imbauan kepada masyarakat tentang apa dan bagaimana adaptasi kebiasaan baru tersebut. 

Seperti yang dilakukan Kanit Patroli Aipda Simarmata beserta tiga orang personelnya pada Selasa 21 Juli 2020. Saat melaksanakan giat patroli di wilayah hukum Polsek Sikabaluan, Aipda Simarmata juga memberikan pengetahuan pada masyarakat tentang adaptasi kebiasaan baru tersebut. 
“Apakah kita mau terus hidup dengan pembatasan? Tinggal di rumah terus? Sudah pasti jawabannya: Tidak. Tentunya, kita ingin kembali bisa bekerja, belajar, dan bersosialisasi atau aktivitas lainnya agar dapat produktif di era pandemi. 

Hal ini bisa dilakukan kalau kita beradaptasi dengan kebiasaan baru yaitu disiplin hidup sehat dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” begitu kata Aipda Simarmata saat memberikan imbauan pada masyarakat. 

Simarmata pun menegaskan, kebiasaan baru untuk hidup lebih sehat harus terus menerus dilakukan di masyarakat dan setiap individu, sehingga menjadi norma sosial dan norma individu baru dalam kehidupan sehari hari. 

“Bila kebiasaan baru tidak dilakukan secara disiplin atau hanya dilakukan oleh sekelompok orang saja, maka hal ini bisa menjadi ancaman wabah gelombang kedua. 

Kebiasaan lama yang sering dilakukan, seperti bersalaman, cipika-cipiki, cium tangan, berkerumun atau bergerombol, malas cuci tangan harus mulai ditinggalkan karena mendukung penularan Covid-19,” kata Simarmata mengingatkan masyarakat. (Firman Sikumbang)
iklan adsense

Post a Comment

0 Comments