KAPOLSEK V KOTO KAMPUNG DALAM BEZUK REMAJA PENDERITA XP

iklan adsense

Kapolsek V Koto Kampung Dalam Bezuk Remaja Penderita XP

PARIAMAN KOTA, Pionir--Kapolsek V Koto Kampung Dalam AKP Kasman, S.Sos., M.H terlihat sabak manakala datang membezuk Neti Herawati bersama Wakapolsek dan beberapa personelnya ke rumahnya Toboh Korong Toboh, Nagari Sikucua Barat, Kecamatan V Koto Kampung Dalam yang secara administratif masuk wilayah Pemerintah Kabupaten Kabupaten Padang Pariaman dan secara yuridis merupakan wilayah Polsek V Koto Kampung Dalam, Polres Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), Kamis pagi 13 November 2020. 

Remaja berumur 22 tahun itu sudah lama terbaring lemah di rumahnya karena penyakit yang dideritanya. Dara kelahiran Toboh 1 April 1998 ini bahkan pernah empat kali dirawat secara intensif di RSUP M. Djamil Padang. Namun, lantaran ketiadaan biaya Neti Herawati yang secara medis didiagnosa mengalami penyakit Xeroderma Pigmentosum (XP), yaitu penyakit kelainan kulit yang ditandai dengan kulit yang kering, akhirnya terpaksa dirawat pihak keluarga di rumah saja. 

"Dari keterangan pihak keluarga, kulit Neti Herawati sangat rentan terbakar bila terpapar sinar matahari. Bahkan bisa mengalami luka bakar di kulit berulang kali," kata AKP Kasman usai membezuk Neti Herawati. 

Dari literatur medis yang dipelajari wartawan Pionir, penyakit Xeroderma Pigmentosum ini berkembang dalam tiga tahap. Pada awalnya saat lahir, kulitnya tampak sehat. Kelainan tahap pertama biasanya tampak saat penderita berusia 6 bulan.

Saat itu kulit mulai terlihat merah, mudah mengelupas, dan muncul bintik-bintik kecokelatan atau kehitaman terutama di daerah wajah. 

Lama kelamaan, kulit di daerah wajah, leher, dan tungkai bawah mulai terlihat lebih kecokelatan Tahap kedua ditandai dengan adanya poikiloderma. 

Poikiloderma merupakan kelainan kulit yang ditandai dengan pembentukan pembuluh darah baru di kulit yang bentuknya menyerupai cacing (telangiektasis), kulit bisa semakin cokelat atau justru memutih, dan pembuluh darah di bawah kulit terlihat dengan jelas. 

Tahap ketiga adalah saat xeroderma berubah menjadi kanker kulit, seperti karsinoma sel skuamosa atau melanoma maligna. Karsinoma sel skuamosa ditandai dengan luka di kulit yang tak kunjung sembuh. 

Sementara itu, melanoma maligna ditandai dengan benjolan seperti tahi lalat yang makin membesar, tepinya tidak rata, dan asimetris. 

Kanker kulit ini biasanya terjadi di area kulit yang banyak terpapar sinar matahari, misalnya di wajah. Selain di kulit, sekitar 80% penderita xeroderma pigmentosus mengalami kelainan di mata berupa iritasi mata dan terbentuknya jaringan ikat di kornea yang mengganggu penglihatan. (Firman Sikumbang)

iklan adsense

Post a Comment

0 Comments