Mencekam, Aksi Damai Berujung Anarkis

iklan adsense

Mencekam, Aksi Damai Berujung Anarkis 

Padang, Pionir—Hari masih terbilang pagi namun ratusan orang yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat bergerak mendatangi gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). 

Mereka bergerak bukan tanpa sebab, namun hal itu mereka lakukan sebagai salah satu bentuk aksi protes dan kekecewaan atas kebijakan penghitungan suara pemilihan umum (pemilu) yang dinilai curang.

Ratusan penemo ini pun menuntut penghitungan ulang karena diduga ada kecurangan pada saat penghitungan suara.

Aksi yang berlangsung pada hari Kamis dan Jumat (14 dan 15 September 2023) di lapangan bola Mako Brimob Polda Sumbar Padang Sarai itu merupakan bagian dari skenario latihan pengendalian massa (dalmas) personel Samapta Polda Sumbar bersama personel Dalmas Polresta Padang dan personel Penanggulangan Huru Hara (PHH) Brimob Polda Sumbar, dengan jumlah personel sekitar 237 orang. 

Saat latihan itu Tim Negosiator Polwan Dit Samapta dan Polwan Polresta  Padang berjumlah 30 personel berusaha untuk melakukan perundingan dengan Korlap guna menampung dan menyampaikan aspirasi pengunjuk rasa. 

Selain itu Tim Negosiator Polwan Dit Samapta dan Polwan Polresta  Padang juga mengimbau pengunjuk rasa untuk tetap damai.

Namun selang beberapa lama, hal yang tidak diinginkan pun terjadi. Aksi damai yang dilakukan mulai disusupi oleh provokator, sehingga aksi dorong antara massa dan Dalmas pun terjadi.

Demi mencegah agar situasi tidak semakin anarkis, water canon dan gas air mata pun ditembakkan guna menguraikan massa serta dengan sigap tim tindak berhasil mengamankan seorang yang diduga menjadi provokator.

Tidak senang terhadap tindakan Polisi yang melakukan penangkapan, massa pun semakin brutal dan beringas sehingga eskalasi situasi pun meningkat menjadi merah. Melihat situasi yang semakin anarkis, Kapolresta Padang kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Kapolda Sumbar selaku pengendali umum untuk dilakukan lintas ganti ke Kompi PHH Brimob.

Dengan menggunakan gas air mata, water canon, vulcano sebanyak 2 pleton PHH Brimob terus melakukan dorongan kepada massa sampai akhirnya massa pun mulai terdesak dan berangsur angsur membubarkan diri hingga akhirnya situasi kembali kondusif.

Menurut Direktur Samapta Polda Sumbar  Kombes Pol Akhmadi SIK simulasi tersebut digelar untuk meningkatkan kembali kemampuan anggota dalam melakukan manajemen penanganan aksi unjuk rasa yang tidak terkendali sehingga berujung pada aksi anarkis.

“Kegiatan simulasi Sispamkota yang kami lakukan ini bertujuan untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dan mereview kembali cara bertindak kami tentang Perkap No. 16 tahun 2006 tentang pengendalian massa dimana ada tahapannya, mulai dari situasi hijau, kuning hingga merah sampai dengan lintas ganti dari PHH Brimob,” kata Kombes Pol Akhmadi. (Firman Sikumbang)

iklan adsense

Post a Comment

0 Comments