" Sedih" Menyelimuti Hati AKBP Arifin Daulay

iklan adsense
“Sedih” Menyelimuti Hati AKBP Arifin Daulay



    Tanah Datar, Pionir—Bulan Februari 2020 telah berjalan beberapa hari, sebentar lagi bulan Maret pun akan datang menjelang, Namun sebelum Maret datang “mengucapkan salam”, kegelisahan mulai menyelinap direlung hati AKBP Arifin Daulay, Wakapolres Tanah Datar.

     Ada kegalauan yang mendera dalam hati Arifin Daulay yang akan memasuki masa pensiun di bulan Maret itu. Galau bukan lantaran takut kehilangan pekerjaan, namun galau akan berpisah dengan sahabat, kerabat dan institusi tempat ia berpuluh tahun mengabdi.

     Pria yang mulai mengabdi di Kepolisisn Republik Indonesia pada tahun 1984/1985 ini tak sungkan mengakui bahwa hatinya berat untuk berpisah dengan para sahabat, masyarakat dan institusi polri. 

    “Meski saya ditepa sebagai meliter, namun jiwa saya agak melo juga” kata Daulay sambil bercanda untuk menyembunyikan rusuh hatinya.

     Kendati demikian mantan Kaplosek Sungai Lasi ini mengakui ia telah punya ancang-ancang melalui hidup di masa pensiun nanti. Suami dari Srigustina, seorang PNS/Kepala SD 20 Baringin, Tanah Datar ini mengaku akan menghabiskan hari-harinya di sebuah bukit di daerah Tanah Datar, untuk menggeluti usaha baru di bidang pertanian.


    “Dalam agama Islam kita diajarkan untuk bertani dan berdagang. Makanya saya memilih menjadi petani, kalau berdagang saya kurang pintar ngitung duit,” kata Daulay sambil bercanda.

    Ayah dari Andika Arisna Daulay SH personel di Polres Bukittinggi, dr Rezky Arisna dokter di RS Ibnu Sina Bukittinggi dan Trysa Arisna SKM, jebolan Universitas Indonesia (UI) pun tak lupa memohon maaf kepada para sahabat, kerabat dan masyarakat “Kok ado nan tasingguang, adoh nan tagisia jo garah ambo, maafkan yo,” kata Daulay . (Firman Sikumbang)
iklan adsense

Post a Comment

0 Comments